Selasa, 09 Juli 2013

Persembahkanlah yang terbaik bagi TUHAN (Markus 12:41-44)



Nats yang menceritakan tentang seorang perempuan janda miskin dengan 2 peser persembahannya mengajarkan tentang iman, motivasi, sikap dan prioritas hidup. Dari sekian banyak orang kaya yang memberikan persembahan mereka di Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa persembahan janda miskin yang hanya 2 peser itulah yang terbanyak. Ini menunjukkan bahwa Yesus mempunyai ukuran yang berbeda dengan ukuran manusia dalam menilai suatu  persembahan.
Mengapa Tuhan Yesus berkata, "sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan." Tuhan Yesus hendak mengajar para murid-Nya bahwa nilai persembahan tidak ditentukan oleh jumlahnya. Ketika banyak orang memberi dalam jumlah banyak, Tuhan Yesus tidak memberi komentar apa-apa, tetapi ketika seorang janda memberi dua peser, yaitu satu duit ("peser" adalah mata uang terkecil pada saat itu, sedangkan "duit" adalah mata uang Romawi), Tuhan Yesus langsung memuji janda itu dan mengatakan bahwa janda itu memberi lebih besar daripada yang lain. Mengapa demikian? Pertama, persembahannya menunjukkan ketulusan hati sang janda dalam mengasihi Tuhan, sehingga ia memberikan semua miliknya. Kedua, persembahannya itu menunjukkan bahwa janda ini mengutamakan Tuhan sehingga ia memberikan yang terbaik, yaitu seluruh nafkahnya.
Melalui nats ini juga bisa kita peroleh tentang ukuran suatu persembahan yaitu: Persembahan kita diukur oleh motivasi dari si-pemberi. Seberapa besarpun persembahan kita namun jika diiringi dengan sungut-sungut dan motivasi yang tidak benar, maka di hadapan Tuhan adalah sama dengan tidak memberi, bahkan lebih baik tidak memberi sama sekali. Persembahan kita haruslah dimotivasi oleh karena kasih kita kepada Tuhan.
Persembahan kita diukur bukan dari jumlahnya namun dari porsinya. Allah tidak meminta jumlah persembahan yang sama dari tiap umatNya. Kepada siapa banyak diberi, maka daripadanya akan lebih banyak dituntut. Orang kaya dalam nats ini memberikan jumlah yang banyak, tapi mereka memberi dari kelebihan mereka; janda miskin memberikan sedikit, hanya 2 peser, namun dia memberi dari kekurangannya karena hanya itulah yang dimiliki. Memberi dari kelebihan adalah  hal biasa, memberi dari kekurangan baru luar biasa karena itu memerlukan iman yang kuat.
Memberi persembahan adalah hal yang baik, karena itu dimintakan oleh firman Tuhan, namun janganlah kita menganggap diri lebih terhormat / lebih rohani dari orang lain karena merasa telah memberi persembahan dalam jumlah yang besar. Sikap hati yang benar lebih penting daripada besarnya persembahan yang diberikan. Sikap hati yang benar akan menuntun kita untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan. Merupakan sikap yang salah bila kita memberi persembahan dengan motivasi agar Tuhan membalas dengan memberi berkat secara berkelimpahan. Tanggalkanlah motivasi semacam itu
Perempuan janda miskin dalam nats ini telah memberi teladan kepada kita dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan. Kita dapat memahami hakekat dari memberi persembahan. Apa yang kita percayai akan mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan cara kita bertindak akan dipengaruhi oleh apa yang kita imani. Bila kita ingin mengikuti teladan janda ini, kita harus menumbuhkan kerinduan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Kita harus memberi dengan sukacita dan dengan hati yang rela untuk memberi. Kita hanya bisa memberi dengan sukacita bila kita menyadari bahwa Tuhan sudah memberkati hidup kita lebih dahulu, khususnya dengan memberikan hidup yang kekal.


Sermon Parhalado HKBP Ressort Bandung Tengah
Selasa, 22 Maret 2011

st hdi sipahutar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar