Nats yang menceritakan tentang seorang
perempuan janda miskin dengan 2 peser persembahannya mengajarkan tentang iman,
motivasi, sikap dan prioritas hidup. Dari sekian banyak orang kaya yang
memberikan persembahan mereka di Bait Suci, Yesus mengatakan bahwa persembahan
janda miskin yang hanya 2 peser itulah yang terbanyak. Ini menunjukkan bahwa
Yesus mempunyai ukuran yang berbeda dengan ukuran manusia dalam menilai
suatu persembahan.
Mengapa Tuhan Yesus berkata, "sesungguhnya
janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan
uang ke dalam peti persembahan." Tuhan Yesus hendak mengajar para
murid-Nya bahwa nilai persembahan tidak ditentukan oleh jumlahnya. Ketika
banyak orang memberi dalam jumlah banyak, Tuhan Yesus tidak memberi komentar
apa-apa, tetapi ketika seorang janda memberi dua peser, yaitu satu duit
("peser" adalah mata uang terkecil pada saat itu, sedangkan
"duit" adalah mata uang Romawi), Tuhan Yesus langsung memuji janda
itu dan mengatakan bahwa janda itu memberi lebih besar daripada yang lain.
Mengapa demikian? Pertama,
persembahannya menunjukkan ketulusan hati sang janda dalam mengasihi Tuhan,
sehingga ia memberikan semua miliknya. Kedua,
persembahannya itu menunjukkan bahwa janda ini mengutamakan Tuhan sehingga ia
memberikan yang terbaik, yaitu seluruh nafkahnya.
Melalui nats ini juga
bisa kita peroleh tentang ukuran suatu persembahan yaitu: Persembahan kita diukur oleh motivasi dari si-pemberi. Seberapa
besarpun persembahan kita namun jika diiringi dengan sungut-sungut dan motivasi
yang tidak benar, maka di hadapan Tuhan adalah sama dengan tidak memberi,
bahkan lebih baik tidak memberi sama sekali. Persembahan kita
haruslah dimotivasi oleh karena kasih kita kepada Tuhan.
Persembahan kita diukur bukan dari jumlahnya namun dari porsinya. Allah
tidak meminta jumlah persembahan yang sama dari tiap umatNya. Kepada siapa
banyak diberi, maka daripadanya akan lebih banyak dituntut. Orang kaya dalam
nats ini memberikan jumlah yang banyak, tapi mereka memberi dari kelebihan
mereka; janda miskin memberikan sedikit, hanya 2 peser, namun dia memberi dari
kekurangannya karena hanya itulah yang dimiliki. Memberi dari kelebihan adalah
hal biasa, memberi dari kekurangan baru luar biasa karena itu memerlukan
iman yang kuat.
Memberi persembahan adalah hal yang baik,
karena itu dimintakan oleh firman Tuhan, namun janganlah kita menganggap diri
lebih terhormat / lebih rohani dari orang lain karena merasa telah memberi
persembahan dalam jumlah yang besar. Sikap hati yang benar lebih penting
daripada besarnya persembahan yang diberikan. Sikap hati yang benar akan menuntun
kita untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan. Merupakan sikap yang salah bila
kita memberi persembahan dengan motivasi agar Tuhan membalas dengan memberi
berkat secara berkelimpahan. Tanggalkanlah motivasi semacam itu
Perempuan janda miskin dalam nats ini
telah memberi teladan kepada kita dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan. Kita
dapat memahami hakekat dari memberi persembahan. Apa yang kita percayai akan
mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan cara kita bertindak akan dipengaruhi
oleh apa yang kita imani. Bila kita ingin mengikuti teladan janda ini, kita
harus menumbuhkan kerinduan untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Kita harus
memberi dengan sukacita dan dengan hati yang rela untuk memberi. Kita hanya
bisa memberi dengan sukacita bila kita menyadari bahwa Tuhan sudah memberkati
hidup kita lebih dahulu, khususnya dengan memberikan hidup yang kekal.
Sermon Parhalado HKBP Ressort Bandung Tengah
Selasa, 22 Maret 2011
st hdi
sipahutar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar