Senin, 08 Juli 2013

Parhahamaranggion



Ev : Markus 3 : 31 – 35                                                                              Ep : Matius 25  : 40 – 46
Topik : “Parhahamaranggion ala ni pangoloion tu Tuhan Jesus
Setelah Yesus dibaptis dan mengalami pencobaan di gurun, Yesus memulai pekerjaanNya sesuai dengan misiNya sebagai seorang Juruselamat, antata lain mengajar di rumah ibadat di Kapernaum dan kota-kota lain, menyembuhkan orang sakit, berbicara tentang ajaran keagamaan, menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Apa yang dilakukan Yesus menarik perhatian banyak orang sehingga banyak orang yang mengikutiNya. Dia bekerja dalam kuasa besar, Dia melakukan berbagai tanda dan pekerjaan yang sungguh mengagumkan. Disamping orang banyak yang mendengar ajarannya dan melihat apa yang dilakukanNya terdapat juga disana para ahli Taurat, Orang Farisi dan orang-orang dari pemerintahan saat itu.
Orang Farisi dan ahli taurat tidak senang melihat ketenaran Yesus Kristus, mereka mencari cara untuk menyalahkan Yesus dan bahkan bersekongkol untuk membunuh Dia (Markus 3:6). Pada Markus 3:22 dikatakan, mereka memfitnah Yesus sebagai orang yang kerasukan Beelzebul. Dengan fitnahan ini diharapkan ajaran Yesus akan ditolak orang banyak namun cara itu tidak berhasil, semakin banyak orang yang ingin mendengarkan ajaranNya dan merasakan mujizat yang dilakukan Kristus.
Berbeda dengan Maria ibu Kristus serta keluargaNya, mendengar bahwa para Farisi dan ahli taurat menentang ajaran Yesus, mereka menjadi gelisah dan ingin mengambil Dia karena kata mereka Ia tidak waras lagi (Mark 3:21). Merekapun mendatangi rumah tempat dimana Yesus melakukan pengajaran namun mereka berdiri diluar karena tidak dapat masuk. Mereka menyampaikan pesan kepada Yesus melalui orang lain. Sifat ke-ibuan dari Maria ibu Yesus dan rasa persaudaraan dari keluargaNya mendorong mereka untuk melindungi Yesus dengan mengajaknya pulang agar Dia selamat dari kemarahan orang-orang yang membenci Yesus. Tetapi Yesus menjawab dengan mengatakan:“Siapa ibuKu dan siapa saudara-saudaraKu?” Kesan yang didapat sepertinya Yesus menolak kedatangan mereka, seolah-olah tidak menghargai ibuNya dan keluargaNya. Tentu tidaklah seperti itu karena bagaimanapun juga Maria adalah ibuNya secara duniawi, yang melahirkanNya ke dunia dan ini tidak akan pernah dilupakan. Diceritakan Yesus tetap mengajar dan Dia menggunakan hal itu menjadi bagian dari pengajaran, kataNya kemudian: “Barangsiapa melakukan <4160> kehendak <2307> Allah <2316>, dialah saudara-Ku <80> laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan <79>, dialah ibu-Ku <3384>.” Menjadi tanda tanya bagi kita mengapa Yesus berkata seperti itu. Pernyataan Yesus ini menjadi semacam peringatan untuk Maria ibuNya dan saudara-saudaraNya agar tidak lagi menjadi keluarga secara genetik dengan Yesus tetapi menjadi keluarga / saudara yang baru, didasarkan pada iman percaya pada Tuhan dan kemauan untuk melakukan kehendak Tuhan.
Di dalam diri Kristus, berdiri sebuah keluarga atau persaudaraan yang baru yang tidak didasarkan pada ikatan darah (genetik) tapi disatukan oleh atau di dalam Roh, yaitu iman dan disertai kemauan untuk melakukan perintah Tuhan. Para muridNya telah menemukan hal itu, mereka telah bertemu dengan Yesus, dan percaya. Karena kepercayaan itu mereka telah bersatu dengan Tuhan, dan menjadi terikat dalam satu persaudaraan yang baru yang menerima dan hidup dalam Firman Tuhan sebagai nilai dan sikap hidup. Tentang merekalah Yesus berkata: “dialah saudara-Ku <80> laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan <79>, dialah ibu-Ku <3384>." (bnd. Matius 12:49). Di dalam Kristus ada persekutuan yang baru karena barang siapa yang percaya padaNya akan menjadi anak-anak Allah dan akan disatukan menjadi satu keluarga baru yang hidup dalam persekutuan dengan Allah dan Yesus.
Percaya kepada Kristus adalah langkah awal untuk masuk dalam keluarga Allah. Percaya pada Kristus dapat timbul dari mendengarkan Firman Tuhan, namun kita harus sadari juga bukan karena kekuatan kita tapi karena bantuan Roh Kudus maka kita dapat percaya atau beriman pada Kristus. Iman yang tidak disertai perbuatan adalah iman yang mati. Hal ini mengingatkan kita bahwa memang perlu pergi ke gereja atau persekutuan untuk mendengar firman Tuhan namun itu tidak cukup, haruslah kita juga melaksanakan pesan firman Tuhan itu di dalam keseharian hidup kita. (bnd Matius 25:35-36,40-46)
Melalui nats ini Tuhan Yesus mengajak kita agar mau mendengar dan melakukan firmanNya karena hal ini akan membuat kita beriman dan percaya padaNya. Dengan iman dan percaya itu kita akan dilayakkan dan dimampukan untuk melakukan hal yang baik yang sesuai kehendak Allah Bapa dan dengan demikian kita layak menjadi ‘saudara laki-laki dan saudara perempuan’ dari Kristus. Amin.
(Disampaikan pada sermon parhalado HKBP Bandung Reformanda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar