Ev : Markus
3 : 31 – 35
Ep : Matius 25 : 40 – 46
Topik
: “Parhahamaranggion ala ni pangoloion
tu Tuhan Jesus”
Setelah
Yesus dibaptis dan mengalami pencobaan di gurun, Yesus memulai pekerjaanNya sesuai
dengan misiNya sebagai seorang Juruselamat, antata lain mengajar di rumah
ibadat di Kapernaum dan kota-kota lain, menyembuhkan orang sakit, berbicara
tentang ajaran keagamaan, menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Apa yang
dilakukan Yesus menarik perhatian banyak orang sehingga banyak orang yang
mengikutiNya. Dia bekerja dalam kuasa
besar, Dia melakukan berbagai tanda dan pekerjaan yang sungguh mengagumkan. Disamping
orang banyak yang mendengar ajarannya dan melihat apa yang dilakukanNya
terdapat juga disana para ahli Taurat, Orang Farisi dan orang-orang dari
pemerintahan saat itu.
Orang Farisi dan ahli taurat tidak senang melihat ketenaran
Yesus Kristus, mereka mencari cara untuk menyalahkan Yesus dan bahkan bersekongkol
untuk membunuh Dia (Markus 3:6). Pada Markus 3:22
dikatakan, mereka memfitnah Yesus sebagai orang yang kerasukan Beelzebul.
Dengan fitnahan ini diharapkan ajaran Yesus akan ditolak orang banyak namun
cara itu tidak berhasil, semakin banyak orang yang ingin mendengarkan ajaranNya
dan merasakan mujizat yang dilakukan Kristus.
Berbeda dengan Maria ibu Kristus serta keluargaNya, mendengar
bahwa para Farisi dan ahli taurat menentang ajaran Yesus, mereka menjadi gelisah
dan ingin mengambil Dia karena kata mereka Ia tidak waras lagi (Mark 3:21). Merekapun mendatangi rumah tempat dimana Yesus melakukan
pengajaran namun mereka berdiri diluar karena tidak dapat masuk. Mereka
menyampaikan pesan kepada Yesus melalui orang lain. Sifat ke-ibuan dari Maria ibu
Yesus dan rasa persaudaraan dari keluargaNya mendorong mereka untuk melindungi
Yesus dengan mengajaknya pulang agar Dia selamat dari
kemarahan orang-orang yang membenci Yesus. Tetapi Yesus menjawab dengan
mengatakan:“Siapa ibuKu dan siapa saudara-saudaraKu?” Kesan yang didapat
sepertinya Yesus menolak kedatangan mereka, seolah-olah tidak menghargai ibuNya
dan keluargaNya. Tentu tidaklah seperti itu karena bagaimanapun juga Maria
adalah ibuNya secara duniawi, yang melahirkanNya ke dunia dan ini tidak akan
pernah dilupakan. Diceritakan Yesus tetap mengajar dan Dia
menggunakan hal itu menjadi bagian dari pengajaran, kataNya kemudian: “Barangsiapa
melakukan
kehendak
Allah,
dialah saudara-Ku
laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan,
dialah ibu-Ku.”
Menjadi tanda tanya bagi kita mengapa Yesus berkata seperti itu. Pernyataan
Yesus ini menjadi semacam peringatan untuk Maria ibuNya
dan saudara-saudaraNya agar tidak lagi menjadi keluarga secara genetik dengan
Yesus tetapi menjadi keluarga / saudara yang baru, didasarkan pada iman percaya
pada Tuhan dan kemauan untuk melakukan kehendak Tuhan.
Di dalam diri Kristus, berdiri sebuah keluarga atau persaudaraan
yang baru yang tidak didasarkan pada ikatan darah (genetik) tapi disatukan oleh
atau di dalam Roh, yaitu iman dan disertai kemauan untuk melakukan perintah
Tuhan. Para muridNya telah menemukan hal itu, mereka telah bertemu dengan
Yesus, dan percaya. Karena kepercayaan itu mereka telah bersatu dengan Tuhan,
dan menjadi terikat dalam satu persaudaraan yang baru yang menerima dan hidup
dalam Firman Tuhan sebagai nilai dan sikap hidup. Tentang merekalah Yesus
berkata: “dialah saudara-Ku
laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan,
dialah ibu-Ku." (bnd. Matius
12:49). Di dalam Kristus ada
persekutuan yang baru karena barang siapa yang percaya padaNya akan menjadi anak-anak
Allah dan akan disatukan menjadi satu keluarga baru yang hidup dalam
persekutuan dengan Allah dan Yesus.
Percaya kepada
Kristus adalah langkah awal untuk masuk dalam keluarga Allah. Percaya pada
Kristus dapat timbul dari mendengarkan Firman Tuhan, namun kita harus sadari
juga bukan karena kekuatan kita tapi karena bantuan Roh Kudus maka kita dapat
percaya atau beriman pada Kristus. Iman yang tidak disertai perbuatan adalah
iman yang mati. Hal ini mengingatkan kita bahwa memang perlu pergi ke gereja
atau persekutuan untuk mendengar firman Tuhan namun itu tidak cukup, haruslah
kita juga melaksanakan pesan firman Tuhan itu di dalam keseharian hidup kita.
(bnd Matius 25:35-36,40-46)
Melalui nats ini
Tuhan Yesus mengajak kita agar mau mendengar dan melakukan firmanNya karena hal
ini akan membuat kita beriman dan percaya padaNya. Dengan iman dan percaya itu
kita akan dilayakkan dan dimampukan untuk melakukan hal yang baik yang sesuai
kehendak Allah Bapa dan dengan demikian kita layak menjadi ‘saudara laki-laki
dan saudara perempuan’ dari Kristus. Amin.
(Disampaikan pada sermon parhalado HKBP Bandung Reformanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar