Yakobus 1 : 2 - 3 : “Saudara-saudaraku,
anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan
ketekunan.”
Rom 5 : 1-5
|
|
Zefanya 3 : 14-15
|
Sebuah
artikel menceritakan seorang ibu Merry berusia 72 tahun. Ia menderita kanker lever
stadium akut. Dokter memvonis bahwa hidupnya tinggal hitungan bulan. Perutnya
membesar, dan kerap kali ia harus menanggung kesakitan di sekujur tubuh. Diceritakan,
seorang pendeta menengoknya di rumah sakit. Setelah pendeta ini membacakan
firman Tuhan, pendeta ini mengajaknya bernyanyi, sebelum berdoa. "Tante
mau nyanyi lagu apa?" tanya pendeta tersebut. Wajahnya yang kurus pucat
tidak melunturkan semangat dan senyumnya berkata: "Lagu Berserah kepada
Yesus,".
Sungguh luar biasa. Seseorang yang seakan sudah dekat dengan
kematian, di tengah deraan sakit yang hebat, melantunkan pujian: "Aku
berserah, aku berserah, kepada-Mu Juru Selamat, aku berserah." Inilah iman
yang sejati. Sangatlah biasa bila dalam keadaaan berkelimpahan, hidup senang,
dan sehat, seseorang memuji-muji Tuhan. Tetapi, sungguh istimewa bila ditengah kesulitan
hidup, dalam pencobaan yang berat, seseorang masih bisa memuji dan mengagungkan
nama Tuhan.
Yakobus menyebutkan berbagai pencobaan sebagai "ujian
terhadap imanmu". Pencobaan yang diijinkan Allah menimpa kehidupan orang
percaya adalah sebagai ujian dari kesungguhan iman. Alkitab tidak mengajarkan
bahwa kesulitan didalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang
dengan kita. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen
kita kepada Dia
Dalam
menghadapi pencobaan dan pergumulan, seorang Kristen harus hidup dengan tidak hanyut
dalam perasaan yang tertekan, gagal, dan suasana perkabungan. Karena ada satu
keyakinan bahwa pencobaan yang dialaminya adalah untuk menguji imannya dan mendewasakan
kehidupan rohaninya. Proses pergumulan dari dukacita menjadi sukacita bergantung
kepada pengenalan akan Allah, yang memberi kekuatan untuk menghadapi segala
pencobaan. Itulah sebabnya kata ‘berbahagia’ yang dipakai Yakobus bukan
berdasarkan dukungan secara material tetapi kekayaan rohani, sehingga mampu
menempatkan pencobaan sebagai uji iman.
Pencobaan
dan pergumulan apakah yang sedang kita alami? Bagaimana kita memandang dan
menyikapinya, sangat bergantung pada persepsi kita tentang pencobaan tersebut.
Renungkan kata-kata Yakobus dalam suratnya ini! Amin
Mari kita berdoa:
Aku bersyukur padaMu ya
Tuhan, atas pergumulan yang kualami yang Kau ijinkan, karena aku yakin itu akan
menguatkan iman dan percayaku kepadaMu. Sertailah aku ya Tuhan agar aku
bertekun dalam pengharapan bahwa Kau akan menyelamatkan jiwaku. Amin.
(HDI Sipahutar, jemaat HKBP Bandung Reformanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar