Minggu, 28 Juli 2013

Pencobaan dari Tuhan



Yakobus 1 : 2 - 3 : “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Rom 5 : 1-5

Zefanya 3 : 14-15
Sebuah artikel menceritakan seorang ibu Merry berusia 72 tahun. Ia menderita kanker lever stadium akut. Dokter memvonis bahwa hidupnya tinggal hitungan bulan. Perutnya membesar, dan kerap kali ia harus menanggung kesakitan di sekujur tubuh. Diceritakan, seorang pendeta menengoknya di rumah sakit. Setelah pendeta ini membacakan firman Tuhan, pendeta ini mengajaknya bernyanyi, sebelum berdoa. "Tante mau nyanyi lagu apa?" tanya pendeta tersebut. Wajahnya yang kurus pucat tidak melunturkan semangat dan senyumnya berkata: "Lagu Berserah kepada Yesus,".
Sungguh luar biasa. Seseorang yang seakan sudah dekat dengan kematian, di tengah deraan sakit yang hebat, melantunkan pujian: "Aku berserah, aku berserah, kepada-Mu Juru Selamat, aku berserah." Inilah iman yang sejati. Sangatlah biasa bila dalam keadaaan berkelimpahan, hidup senang, dan sehat, seseorang memuji-muji Tuhan. Tetapi, sungguh istimewa bila ditengah kesulitan hidup, dalam pencobaan yang berat, seseorang masih bisa memuji dan mengagungkan nama Tuhan.
Yakobus menyebutkan berbagai pencobaan sebagai "ujian terhadap imanmu". Pencobaan yang diijinkan Allah menimpa kehidupan orang percaya adalah sebagai ujian dari kesungguhan iman. Alkitab tidak mengajarkan bahwa kesulitan didalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan kita. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen kita kepada Dia
Dalam menghadapi pencobaan dan pergumulan, seorang Kristen harus hidup dengan tidak hanyut dalam perasaan yang tertekan, gagal, dan suasana perkabungan. Karena ada satu keyakinan bahwa pencobaan yang dialaminya adalah untuk menguji imannya dan mendewasakan kehidupan rohaninya. Proses pergumulan dari dukacita menjadi sukacita bergantung kepada pengenalan akan Allah, yang memberi kekuatan untuk menghadapi segala pencobaan. Itulah sebabnya kata ‘berbahagia’ yang dipakai Yakobus bukan berdasarkan dukungan secara material tetapi kekayaan rohani, sehingga mampu menempatkan pencobaan sebagai uji iman.
Pencobaan dan pergumulan apakah yang sedang kita alami? Bagaimana kita memandang dan menyikapinya, sangat bergantung pada persepsi kita tentang pencobaan tersebut. Renungkan kata-kata Yakobus dalam suratnya ini! Amin

Mari kita berdoa:
Aku bersyukur padaMu ya Tuhan, atas pergumulan yang kualami yang Kau ijinkan, karena aku yakin itu akan menguatkan iman dan percayaku kepadaMu. Sertailah aku ya Tuhan agar aku bertekun dalam pengharapan bahwa Kau akan menyelamatkan jiwaku. Amin.

(HDI Sipahutar, jemaat HKBP Bandung Reformanda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar