Doa atau berdoa adalah cara kita
untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dalam berdoa kita juga mempercayakan seluruh pergumulan hidup kita kepada Tuhan.
Karena itu doa harus dilandasi dengan penyerahan diri kepada Tuhan, dan
keyakinan bahwa Tuhan mengetahui apa yang terbaik buat kita. Selain itu doa
juga harus diiringi dengan upaya. Doa juga merupakan bagian utama
pemberian syukur yang Allah tuntut dari kita (Maz 50:14-15). Dan Allah hendak
melimpahkan rahmatNya serta Roh Kudus hanya kepada mereka yang dengan berkeluh
kesah dan dengan tiada henti-hentinya memohon rahmat serta Roh itu dariNya dan
mengucap syukur atasnya (Mat 7:7). Inilah alasan mengapa doa perlu bagi orang
Kristen.
Doa
yang berkenan di hadapan Allah dan yang dikabulkanNya mengandung beberapa hal antara
lain: Dalam menaikkan doa, kita dengan segenap hati berseru hanya kepada Allah
yang Esa dan sejati(Yoh 4:24), yang
telah menyatakan diriNya kepada kita dalam FirmanNya (Mat 4:10b), untuk memohon
kepadaNya segala sesuatu yang sesuai dengan perintah-Nya (1 Yoh 5:14).
Kita
harus insaf benar akan kekurangan dan kesengsaraan kita (Maz 40:17), supaya
kita merendahkan diri di hadapan kemuliaanNya (Maz 2:11).
Kita
hendaknya mempunyai dasar yang kuat (Yak 1:6), yaitu bahwa Dia pasti sudi
mengabulkan doa kita, walau kita tidak layak, hanya karena Tuhan Yesus Kristus
(Yoh 14:13), sesuai dengan janjiNya
dalam FirmanNya (Mat 7:8).
Dalam
doa, kita memohon segala kebutuhan rohani dan jasmani (Mat 6:33), dan ini disimpulkan Tuhan Yesus Kristus dalam doa
yang diajarkanNya sendiri kepada murid-muridNya (saat ini juga kepada kita).
Doa
yang diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya ini dikenal dengan
sebutan: “DOA BAPA KAMI”
Doa Bapa Kami dalam bahasa
Yunani disebut ”he kuriaku proseukhe”. Dalam bahasa Latin disebut dengan
“Oratio Dominica”.
Dalam bahasa Inggris, disebut dengan sebutan “The Pater Hemon”, “Our Father”
atau “Pater Noster”.
Doa Bapa Kami juga dikenal
sebagai doa umat percaya (Kristen). Kita dapat menjumpai Doa Bapa Kami dari 2
versi, yaitu dari versi Injil Matius (Mat. 6:9-13), dan versi dari Injil Lukas
(Luk. 11:2-4). Kitab Injil Markus dan Injil Yohanes tidak mencatat Doa Bapa
Kami. Latar belakang munculnya Doa Bapa Kami merupakan bagian dari percakapan
para murid yang mohon kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana mereka harus berdoa
(Lukas 11:1). Beberapa kalangan orang Kristen, mengartikan Doa Bapa Kami
sebagai suatu pedoman tentang bagaimana mereka harus berdoa. Tetapi ada pula
yang mengartikanDoa Bapa Kami sebagai suatu perintah dari Tuhan Yesus agar
mereka memakai Doa Bapa Kami secara berulang-ulang sebagai doa rutin. Kesaksian
Injil sebenarnya tidak pernah menyebutkan bahwa Tuhan Yesus dan para murid
menaikkan Doa Bapa Kami sebagai doa-doa rutin atau doa-doa harian mereka.
Berikut kita bisa melihat 2 versi perihal Doa Bapa Kami
menurut Injil Matius dan Injil Lukas, yaitu:
Matius 6:9-13 :
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
Dalam bahasa batak:
Ale
Amanami na di banua ginjang
Sai
pinarbadia ma goarMu, Sai ro ma harajaonMu,
Sai
saut ma lomo ni rohaM di banua tonga on songon na di banua ginjang.
Lehon
ma tu hami sadari on hangoluan siapari.
Sesa
ma dosanami songon panesanami di dosa ni dongan na mardosa tu hami.
Unang
hami togihon tu pangunjunan. Palua ma hami sian pangago.
Ai
Ho do nampuna harajaon dohot hagogoon ro di hasangapon saleleng ni lelengna.
Amen.
Lukas 11:2-4 :
Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa,
dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari
makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun
mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan."
Perbedaan Doa Bapa Kami menurut Matius dan Lukas adalah:
1. Dalam Injil Lukas, sebutan Allah sebagai Bapa tanpa tambahan kata ganti
”kami”.
2. Setelah kalimat ”datanglah KerajaanMu”, dalam Injil Lukas
tidak melanjutkan dengan kalimat ”jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”.
3. Setelah kalimat ”janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan” dalam Injil Lukas tidak terdapat kalimat ”tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat”.
4. Kalimat doksologi, yi. Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin , tidak terdapat
dalam Injil Lukas.
Doksologi berasal dari
bahasa Yunani doxa - "pujian" dan logos -
"firman" atau "berbicara". Doksologi adalah sebuah himne
pendek yang digunakan pada kebaktian, seringkali dinyanyikan pada akhir
kebaktian. Tradisi menyanyikan himne pendek ini serupa dengan apa yang
dilakukan di sinagoga Yahudi dalam mengakhiri suatu ibadah atau doa. Ungkapan
doksologi dalam kitab Matius merupakan tambahan dari jemaat untuk kebutuhan
liturgis ibadah jemaat.
Doa
Bapa Kami yang digunakan dalam kebaktian / ibadah adalah menurut apa yang
tertulis dalam Matius 9 : 9-13.
Batang
tubuh Doa Bapa Kami dapat dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Alamat doa (kata pendahuluan)
o
Bapa kami
yang di sorga
2. Seruan dan doa untuk kemuliaan Allah
o
Dikuduskanlah
nama-Mu,
o
datanglah
Kerajaan-Mu,
o
jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga
3. Doa permohonan untuk keperluan manusia baik jasmani
maupun rohani.
o
Berikanlah
kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
o
dan
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami;
o
dan janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan,
o
tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat
4. Doksologi / pengucapan syukur (doa penutup)
o
Karena
Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin
Melihat dari isi dan batang tubuh
“Doa Bapa Kami” ada beberapa pertanyaan yang bisa timbul :
1.
Mengapa kita boleh
menyebut Allah dengan sebutan ‘Bapa’? (baca: Roma 8: 15,16)
2.
Bagaimana nama Allah
dikuduskan? (baca: Mzm 96: 1-9; Mzm 103: 1-2; Mzm 115: 1-3)
3.
Apakah dalam doa ini
kita berusaha supaya Allah memberikan kepada kita apa saja yang kita inginkan?
(baca: Yoh 14:14; Luk 22: 42)
4.
Apa yang diajarkan
kepada kita dengan ‘pada hari ini’ dan ‘yang secukupnya’? (baca Mat 6: 8;
25-34)
5.
Siapakah yang boleh
meminta kepada Allah Bapa supaya dosa-dosanya diampuni? Apakah dosa kita akan
diampuni karena perbuatan kita dengan mengampuni dosa orang lain? (baca: Ef 1:
5-8; Mat 6: 15; Ef 2:8-10)
6.
Apakah hubungan
pengampunan yang kita terima dengan pengampunan yang kita berikan? (baca: Mat
18: 23-35)
7.
Apa arti ‘janganlah
membawa kami ke dalam pencobaan’? (baca: Yak 1: 2-4; 12-15; 1 Kor 10-13)
8.
Apa
arti kata Amin?(baca: Neh 8: 7)
(St HDI Sipahutar, HKBP Bandung Reformanda)