Melupakan seseorang yang telah berbuat baik terhadap kita adalah sesuatu sikap yang
amat dibenci. Terhadap sikap ini sederet kata-kata akan disampaikan, semisal:
Tidak tahu diri, lupa kacang akan kulitnya, tidak tahu diuntung, tidak tahu
berterimakasih, habis manis sepah dibuang, dll. kontras dengan sikap ini,
seseorang yang tahu bersyukur atau berterimakasih adalah orang yang tidak
pernah melupakan orang yang telah menolong dan berbuat baik kepadanya, serta
berupaya melakukan yang baik sebagai balasan atas kebaikan yang diterimanya,
dan bukan hanya kepada yang telah melakukan kebaikan kepada kita, tetapi juga
kepada semua orang. Inilah sikap yang terpuji. Demikianlah juga dalam nas ini,
Musa mengingatkan umat Israel untuk tidak melupakan apa yang telah diperbuat Tuhan
kepada mereka. Musa menetapkan peraturan yang akan dilaksanakan umat Israel
seumur hidup setelah memasuki tanah Perjanjian, untuk takut akan Tuhan dan
beribadah hanya kepadaNya saja: ”Inilah perintah, yakni ketetapan dan
peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk
dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur
hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan…” (Ulangan 6:1). Takut akan Tuhan,
dan beribadah kepadaNya saja sebagai wujud kasih kepada TUHAN dan respon iman
dari orang-orang yang menerima belas kasihNya, yang harus mereka praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan.
Untuk itulah satu kalimat
yang amat tegas dinyatakan oleh Musa dalam nas ini yang berlaku tidak hanya
kepada umat Israel dalam zamannya, tapi juga bagi setiap orang percaya
hingga kini dan sepanjang masa adalah: “Berhati-hatilah Supaya Engkau Jangan
Melupakan TUHAN…!”, sebab:
Perintah Kasih akan TUHAN adalah ketetapan dan peraturanNya!
Nasihat untuk sekali-kali tidak melupakan Tuhan
dengan takut dan beribadah kepadaNya adalah sesuatu yang Tuhan perintahkan
kepada umatNya. Itu artinya bahwa takut akan Tuhan adalah sesuatu yang mutlak
untuk dilakukan, alasan pertama dan terutama untuk itu adalah bahwa perintah
itu merupakan peraturan dan ketetapan Tuhan. Sebab hidup keberagamaan berarti
penaklukan diri atas kekuatan Ilahi atau keberadaan yang terutama (The
Ultimate Being) yang kita akui, imani, yang mutlak lebih tinggi dan
berkuasa atas diri kita. Sehingga kerelaan hati untuk menaklukkan diri kepada
perintahNya merupakan respon keberagamaan dan beriman yang benar. Perintah
itulah yang disampaikan oleh Musa kepada umat Israel untuk dilaksanakan secara
turun temurun dan untuk selamanya. Respon ketaatan dan kesetian untuk
menjalankan perintah ini akan diganjar dengan berkat: ”…Supaya kamu hidup, dan
baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki.” (Ulangan
5:33). Sebaliknya, ketidaktaatan atas perintah ini akan mendatangkan kutuk:
”…supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia
memunahkan engkau dari muka bumi” (Ulangan 6:15).
TUHAN itu Baik!
“Berhati-hatilah
supaya engkau jangan melupakan Tuhan!” sebab Tuhan itu baik dan mengasihi
umatnya. Kasih
Tuhan akan umat Israel sudah diperlihatkan lewat sejarah perjalanan umat Israel
keluar dari Mesir. Tangan Tuhan yang kuat telah menuntun serta menyertai mereka
keluar dari tangan musuh-musuhnya, memelihara hidup mereka selama dalam perjalanan
panjang yang penuh dengan mara bahaya, dan hingga akhirnya membawa mereka ke
tanah Perjanjian dan memberikan kepada mereka kota-kota yang besar, rumah-rumah
yang berisi barang baik, sumur-sumur yang tidak digali oleh tangan mereka,
kebun anggur dan Zaitun yang tidak ditanami oleh tangan mereka. Tidak terukur
kasih Tuhan atas umatNya, sehingga sudah sepantasnya mereka bersyukur dan tidak
melupakan Tuhan dalam hidupNya. Berhati-hati untuk tidak melupakan Tuhan juga
adalah perintah yang patut untuk kita amalkan hingga kini sebab sesungguhnya
Tuhan itu baik, yang senantiasa memberi nafas hidup, melindungi dan memelihara
hidup orang percaya. Segala yang kita miliki adalah anugerah Tuhan semata, kita
percaya Tuhan adalah sumber segala karunia yang baik untuk hidup ini, tangan
Tuhan senantia bersedia melindungi dan menuntun hidup kita melewati segala
rintangan hidup. Dia tempat perlindungan bagi orang yang lemah, penghiburan
bagi orang yang berduka, harapan bagi mereka yang hidup dalam keputusasaan dan
ketidakpastian.
TUHAN Allah pencemburu!
Beribadah hanya kepada TUHAN Allah saja merupakan
perintah untuk tidak menghianati Tuhan dengan segala kebaikannya dengan tidak
menyembah berhala atau menyembah allah bangsa-bangsa lain disekeliling umat
Israel di tanah Perjanjian. Perintah ini mengingatkan umat Israael untuk tidak
menyimpang ke kiri dan ke kanan tetap untuk senantiasa mengarahkan hidup untuk
beribadah hanya kepada TUHAN Allah saja. Sebab Allah itu adalah yang pencemburu
yang marah atau murka terhadap penghianatan atau kemurtadan. Tuhan Allah adalah
Allah yang cemburu yang berarti meminta ketaatan dan kesetiaan penuh dari
umatNya. Inilah juga yang amat perlu untuk diamalkan dalam hidup umat percaya
saat ini. Kasih Tuhan itu sungguh besar atas umatNya, Tuhan itu sungguh
menghargai dan menjungjung tinggi umatNya sebagai kekasih hatiNya, Dia bahkan
rela mati untuk umatNya dalam diri Yesus Kristus, tetapi penghargaan,
kerelaaan, kesetiaan yang sama juga dituntut atas umat yang dikasihiNya.
Renungan.
Kasih Allah begitu besar
atas hidup orang percaya, kasih yang sama juga dituntut dari kita orang-orang
percaya sebagai jawaban iman kita atas kasihnya. Marilah kita mengasihi Tuhan dengan setia, sebab Dia telah terlebih
dahulu mengasihi kita. Amin.
(St. HDI Sipahutar, HKBP Bandung Reformanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar